M A K A L A H
KEKUASAAN DAN POLITIK
P E R I L A K U O R G A N I S A S I
DISUSUN OLEH :
(KELOMPOK IV)
ANGGOTA :
1 THAIBAH SEKNUN (2012-28-045)
2 LELA KARDILA TALLA (2012-28-037)
FELLY F LETAKOMPESSY (2012-28-047)
4 GLORIA G LESS (2012-28-025)
RICHARD J KAILOLA (2012-28-075)
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS
PATTIMURA
AMBON
2014
K A T A
P E N G A N T A R
Segala
puji syukur dengan penuh tawaddhu
kami
panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang dengan Hidayah dari Nya-lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kekuasaan
Dan Politik”
untuk
memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi. kami berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian, menambah wawasan para pembaca, dan juga
sangat kami
harapkan dapat berguna sebagai bahan referensi untuk penulisan-penulisan
lainnya.
Ucapan
terima kasih mendalam juga kami
sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu, baik bantuan materi ataupun non
materi, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
kami
menyadari sungguh kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan Yang Maha esa, dan
segala kesalahan tak pernah luput dari diri penulis, penulisan makalah ini
tentunya masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca sekalian sangat
kami
harapkan, guna kesempurnaan dan kinerja penulis lebih baik kedepannya.
Ambon,
14 Janurari 2014
Kelompok 4
D A F T A R I S I
HALAMAN JUDUL
…i
KATA PENGANTAR
..ii
DAFTAR ISI
..iii
BAB
I PENDAHULUAN
..1
A.
Latar belakang
.1
B.
Rumusan masalah
.2
C.
Tujuan dan manfaat penulisan
..2
BAB
II PEMBAHASAN
3
1.
Kekuasaan
..3
A.
Pengertian
3
B.
Teori kekuasaan
3
C.
Sumber (model) kekuasaan dalam organisasi
4
D.
Jenis kekuasaan dalam organisasi
5
E.
Informasi dan kekuasaan
5
2.
Politik
..6
A.
Pengertian
6
B.
Etika poltik dalam organisasi
..6
C. Jenis-jenis kegiatan politik dalam
organisasi
.6
3. Hubungan kekuasaan dan politik
..7
BAB
III PENUTUP
….8
A.
KESIMPULAN
…8
B.
SARAN
..8
DAFTAR
PUSTAKA
9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi tentang Kekuasaan dan Politik dalam organisasi hanya sedikit.
Beberapa studi justru menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Kekuasaan dan
Politik adalah sesuatu yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap organisasi
tetapi agak sulit untuk mengukurnya akan tetapi penting untuk dipelajari dalam
perilaku keorganisasian, karena keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku
orang-orang yang ada dalam organisasi.
Pada saat setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan
satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran
kekuasaan. Kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara
dua atau lebih individu.
Politik tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga
terjadi pada organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok,
bahkan pada unit keluarga. Politik adalah suatu jaringan interaksi
antarmanusia dengan kekuasaan diperoleh, ditransfer, dan digunakan.
Politik dijalankan untuk menyeimbangkan kepentingan individu karyawan dan
kepentingan manajer, serta kepentingan organisasi. Ketika keseimbangan
tersebut tercapai, kepentingan individu akan mendorong pencapaian kepentingan
organisasi.
Adapun asumsi dasar organisasi yaitu:
1.
organisasi adalah koalisi yang terdiri dari berbagai individu dan kelompok dengan
berbagai kepentingan,
2.
dalam organisasi selalu ada potensi perbedaan menyangkut
kepribadian, keyakinan, kepentingan, sikap, persepsi, dan minat dari para
anggotanya,
3.
kekuasaan memainkan peranan penting dalam memperebutkan sumberdaya,
4.
tujuan organisasi, pengambilan keputusan dan proses manajemen lainnya,
5.
karena keterbatasan sumber daya dan setiap aktor berebut
kepentingan, maka konflik adalah wajar (natural) dalam kehidupan organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian, teori, sumber, jenis dan informasi dari kekuasaan?
2. Apakah pengertian, etika dan jenis-jenis dari politik?
3. Bagaimanakah hubungan antara kekuasaan dan politik dalam pengambilan
keputusan dari sebuah organisasi?
C. Tujuan Dan Manfaat Penulissan
-
Tujuan Penulisan untuk mengetahui dan memahami arti
kekuasaan dan arti politik dalam organisasi.
-
Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan tugas ini
adalah memperkaya pemahaman tentang pengaruh kekuasaan dan politik dalam
organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kekuasaan
a.
Pengertian
Kekuasaan
merupakan kapasitas seseorang, tim, atau organisasi untuk mempengaruhi pihak
lain bukan merupakan tindakan mengubah pola, sikap dan perilaku orang lain
melainkan hanya potensi untuk melakukan hal seperti itu. Sopiah ( 2008 ).
b. Teori kekuasaan
Tori Strategic
Contigency : event or activity of crucial importance to completing a
project or accomplishing a goal. Dicetuskan oleh
Hickson dan
Hinnings.
Model ini menyatakan bahwa kekuasaan bagian (subunit power)
atas bagian lain ditentukan oleh kemampuan
bagian tersebut
untuk :
1. Menanggulangi ketidakpastian (coping
w/uncertainty)
Kemampuan suatu
bagian/subunit dari organisasi untuk menanggulangi
ketidakpastian organisasi
2. Keterpusatan (centrality)
Peran suatu bagian/subunit dari organisasi
dalam pencapaian
tujuan organisasi
3. Ketergantikan (substitutability)
Kemampuan yang dimiliki suatu bagian/subunit
dari organisasi
apakah dapat digantikan atau tidak.
Contoh :
• Mencegah kerugian perusahaan dengan pengembangan jenis produk.
• Menyediakan peramalan yg akurat untuk masalah di masa mendatang.
• Menyerap masalah dari unit lain.
• Berada pada pusat arus pekerjaan dari organisasi
• Berada pada posisi yang sangat penting dalam organisasi
• Memiliki kemampuan atau keahlian yang dibutuhkan
·
Memiliki satu satunya bakat yang mendukung penyelesaian pekerjaan.
c. Sumber (model) Kekuasaan
dalam Organisasi
Menurut Tosi, Rizzo, dan Carrol (1990), ada lima tipe
kekuasaan, yaitu :
1. Legitimate Power
Legitimate power merupakan hasil kesepakatan antara
anggota organisasi yang dimana orang dengan peran tertentu dapat menerima
perilaku spesifik dri yang lain. Hak kesepakatan ini pada umumnya dating dari
orang yang memiliki posisi seperti pemimpin punya hak untuk merekrut karyawan
guna menunjukkan keahlian yang berbeda.
2. Reward Power
2. Reward Power
Kekuasaan
untuk memberikan penghargaan turun dari kekuasaan perseorangan yang
mengalokasikan penghargaan yang diberikan oleh orang lain dan guna menghindari
sebuah sanksi yang negative yang diberikan bos, jika dia melakukan pelanggaran.
Manager memiliki otoritas formal yang memberinya kekuasaan penuh dalam
pendistribusian penghargaan organisasi seperti upah, kenaikan pangkat, waktu
kerja, hak cuti dan jadwal penempatan.
3. Coercive Power
Kekuasaan memaksa merupakan kekuasaan
untuk memberikan vonis. Manager memiliki kekuasaan untuk memaksa lewat otoritasnya memberi teguran,
menurunkan dan menaikkan semangat karyawan.
Contoh: seorang manager pemasaran
menetapkan standar kerja berupa target penjualan tertentu, jika karyawan
mampu memenuhi target tersebut maka dia akan
mendapatkan gaji plus bonus, tetapi jika target tidak tercapai, maka dia akan
mendapat teguran lisan, tulisan bahkan sampai pemecatan.
4.
Expert
Power
Kekuasaan
keahlian merupakan kekuasaan murni yang datang dari dalam diri individu, yang merupakan kapasitas yang dimiliki individu atau unit kerja guna
mempengaruhi orang lain dengan memaparkan pengetahuan atau keahlian yang yang
mereka miliki.
5.
Referent
Power
Kekuatan kepatuhan menurut tipikalnya berhubungan dengan keberadaan
kepamimpinan yang kharismatik.
Charisma
didefinisikan sebagai sebuah bentuk ketertarikan interpersonal dengan jalan
para pengikut mengembangkan sebuah respek dan kepercayaan diri terhadap
individu yang kharismatik tersebut. Seseorang, biasanya seorang pemimpin, baik
pemimpin formal maupun informal.
d.
Jenis kekuasaan
Stephen robbins ( 1996 ),
menurut jenisnya kekuasaan dibagi
menjadi 2 yaitu:
1.
Kekuasaan posisi (position power) : kekuasaan yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini
tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.
2.
Kekuasaan
pribadi (personal power) : berasal dari para pengikut dan berdasarkan pada
seberapa besar para pengikut mengagumi respek dan merasa terikat pada pemimpin.
e.
Informasi Dan Kekuasaan
Informasi memegang peranan penting dalam kekuasaan di organisasi.
Informasi merupakan salah satu bentuk kekuasaan.
Dapaun peran informasi dalam menunjang kekuasaan dapat mengambil bentuk seperti
dijelaskan di bawah ini. (sopiah, 2008 ).
1.
Substitutability
Adalah bentuk Kekuasaan menciptakan
alternatif
2.
Sentralisasi
Memiliki kekuatan lebih
manakala kekuasaan lebih sentralisasi
3.
Visibility
Kekuasaan tidak mengalir
tanpa diketahui anggota organisasi.
2.
Politik
a. Pengertian
Dhal (1957) menyatakan politik adalah aktifitas untuk
mendapatkan,
mengembangkan,
menggunakan kekuasaan dan sumber-sumber lannya untuk
memperoleh hasil yang diinginkan dalam situasi dimana
adanya ketidakpastian
atau adanya ketidaksepakatan tentang suatu pilihan.
b. Etika dalam politik keorganisasian
Sopiah (2008) dalam bukunya perilaku
organisasional menerangkan bahwa unuk mengetahui Apakah suatu tindakan politik
dalam organisasi itu baik atau buruk? Maka Untuk mengetahui suatu tindakan baik
atau buruk maka kita dapat memanfaatkan tiga panduan moral berikut :
1.
Sifat
Utilarian ( Berguna bagi semua kalangan)
2.
Menghormati
hak-hak individu
3.
Menghargai
persamaan hukum
c. Jenis-jenis kegiatan politik dalam organisasi, (sopiah 2008 ),
1.
Menyerang atau menutup mata terhadap pihak lain
Kemungkinan bentuk hubungan yang paling langsung dan paling
buruk dari kegiatan politik dari organisasi adalah menyerang dan menutup mata
terhadap pihak lain.
2.
Selektif dalam mendistribusikan informasi
Informasi merupakan sebuah alat politik dan juga sumber
kekuasaan. Individu atau kelompok dalam organisasi yang memiliki posisi
strategis dapat mengatur distribusin informasi untuk membentuk berbagai
persepsi, membatasi potensi prestasi kerja pihak lain dan untuk meningkatkan
kekuasaannya.
3. Mengendalikan saluran informasi
Lewat kekuatan
legitimasi individu atau kelompok dapat mengontrol interaksi diantara para
karyawan. Seorang karyawan boleh jadi mengecilkan hati karyawan yang berada
pada unit kerja lain melalui pembicaraan langsung satu sama lain, sebab karyawan
itu mungkin akan membahayakan kekuasaan dan status dalam pekerjaannya.
4. Membentuk koalisi
Koalisi
merupakan sebuah kelompok informal yang dibentuk guna mempengaruhi orang-orang
yang ada di luar kelompok dengan kekuatan para anggotanya. Hal ini terbentuk
ketika dua atau lebih anggota organisasi sepakat atas suatu tujuan tertentu
yang bilamana sendiri, maka ia kurang mampu mewujudkannya seperti mendapatkan
dukungan system jaringan yang baru ini sebuah taktik politik karena merupakan
pengumpulan kekuasaan dari beberapa individu atau kelompok dalam organisasi
untuk mencapai tujuan tertentu.
5.
Managing Impressions
Setiap
individu atau kelompok dalam organisasi dapat menunjukkan siapa dia
sesungguhnya atau image seperti apa yang ingin dia dapatkan dari lingkungannya,
dengan mengungkapkannya lewat cara berbicara, bersikap dan bertindak.
Contohnya; A yang memakai jas akan mendapat image yang berbeda dengan seseorang
yang memakai kaos. Begitu juga dengan cara bertutur kata. Orang yang tutur
katanya kasar dank eras akan dipersepsi lain dengan orang yang tutur katanya
lembut dan halus.
3.
Hubungan Kekuasaan Dan Politik
Kekuasaan politik dapat
dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga
keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya.
Bila seseorang, suatu organisasi, atau suatu partai politik bisa mengorganisasi
sehingga berbagai badan negara yang relevan misalnya membuat aturan yang
melarang atau mewajibkan suatu hal atau perkara, maka mereka mempunyai
kekuasaan politik.
BAB III
P E N U T U P
A. KESIMPULAN
Kekuasaan merupakan kapasitas seseorang, tim, atau
organisasi untuk mempengaruhi pihak lain bukan merupakan tindakan mengubah
pola, sikap dan perilaku orang lain melainkan hanya potensi untuk melakukan hal
seperti itu.
Sopiah ( 2008 ). Tori Strategic
Contigency : event or activity of crucial importance to
completing a project or accomplishinga goal. Dicetuskan oleh
Hickson dan Hinnings.
Model ini
menyatakan bahwa kekuasaan bagian (subunit power)
atas bagian lain ditentukan oleh kemampuan. Menurut Tosi,
Rizzo, dan Carrol (1990), ada lima tipe kekuasaan, yaitu: Legitimate Power, Reward Power, Coercive
Power, Expert
Power.
Menurut Stephen robins ada 2 Jenis kekuasaan yaitu:
Kekuasaan posisi
(position
power) dan Kekuasaan
pribadi (personal power), informasi dan kekuasaan terbagi atas
substitutability, sentralisasi, dan visibility.
Dhal (1957) menyatakan politik adalah aktifitas untuk
mendapatkan,
mengembangkan, menggunakan kekuasaan dan sumber-sumber lannya untuk
memperoleh hasil yang diinginkan dalam situasi dimana adanya ketidakpastian
atau adanya ketidaksepakatan tentang suatu pilihan. Etika dalam politik keorganisasian yaitu : Sifat Utilarian ( Berguna bagi
semua kalangan), Menghormati hak-hak individu, Menghargai persamaan hukum. Jenis-jenis
kegiatan politik dalam organisasi yaitu : Menyerang atau menutup mata, terhadap pihak lain, Selektif dalam mendistribusikan
informasi, Membentuk
koalisi, Managing
Impressions.
Sopiah ( 2008 ),
Kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai
kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses
pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu
menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya.
B. SARAN
Terlepas
dari semua itu, kekuasaan berpolitik haruslah memperhatikan etika agar tidak
terjadinya penyimpangan dalam keputusan keorganisasian.
D A F T A R P U
S T A K A
• Sopiah, 2008.Perilaku Organisasional. Andi, Yogyakarta
• Robbins, Stephen, 1996. Perilaku Organisasi Konsep Kontroversi
Aplikasi, Ikrar Mandiri. Jakarta
• www.wikipedia.Com
• www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar