Senin, 02 Juni 2014

makalah kekuasaan dan politik

M A K A L A H
KEKUASAAN DAN POLITIK
P E R I L A K U  O R G A N I S A S I


DISUSUN OLEH :
(KELOMPOK IV) 

ANGGOTA :

1                                 .       THAIBAH SEKNUN                       (2012-28-045)
2                                 .      LELA KARDILA TALLA                 (2012-28-037)
3                                 .      FELLY F LETAKOMPESSY           (2012-28-047)
4                                 .      GLORIA G LESS                              (2012-28-025)
5                                 .      RICHARD J KAILOLA                    (2012-28-075)




                                                                                                              
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2014






K A T A  P  E N G A N T A R
Segala puji syukur dengan penuh tawaddhu kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang dengan Hidayah dari Nya-lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kekuasaan Dan Politik untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi. kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian, menambah wawasan para pembaca, dan juga sangat kami harapkan dapat berguna sebagai bahan referensi untuk penulisan-penulisan lainnya.
Ucapan terima kasih mendalam juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu, baik bantuan materi ataupun non materi, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
kami menyadari sungguh kesempurnaan itu hanyalah milik Tuhan Yang Maha esa, dan segala kesalahan tak pernah luput dari diri penulis, penulisan makalah ini tentunya  masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian sangat kami harapkan, guna kesempurnaan dan kinerja penulis lebih baik kedepannya.

Ambon, 14 Janurari 2014

Kelompok 4


D A F T A R   I S I
HALAMAN JUDUL …i
KATA PENGANTAR ..ii
DAFTAR ISI ..iii
BAB I PENDAHULUAN ..1
A.      Latar belakang .1
B.      Rumusan masalah .2
C.      Tujuan dan manfaat penulisan ..2
BAB II PEMBAHASAN 3
1.      Kekuasaan ..3
A.    Pengertian 3
B.     Teori kekuasaan 3
C.     Sumber (model) kekuasaan dalam organisasi 4
D.    Jenis kekuasaan dalam organisasi 5
E.     Informasi dan  kekuasaan 5
2.      Politik  ..6
A.    Pengertian 6
B.     Etika poltik dalam organisasi ..6
C.      Jenis-jenis kegiatan politik dalam organisasi .6
3.       Hubungan kekuasaan dan politik  ..7
BAB III PENUTUP ….8
A.      KESIMPULAN …8
B.      SARAN ..8
DAFTAR PUSTAKA 9



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Studi tentang Kekuasaan dan Politik dalam organisasi hanya sedikit. Beberapa studi justru menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Kekuasaan dan Politik adalah sesuatu yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap organisasi tetapi agak sulit untuk mengukurnya akan tetapi penting untuk dipelajari dalam perilaku keorganisasian, karena keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam organisasi.
Pada saat setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran kekuasaan. Kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau lebih individu.
Politik tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga terjadi pada organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok, bahkan pada unit keluarga. Politik adalah suatu jaringan interaksi antarmanusia dengan kekuasaan diperoleh, ditransfer, dan digunakan.
Politik dijalankan untuk menyeimbangkan kepentingan individu karyawan dan kepentingan manajer,  serta kepentingan organisasi. Ketika keseimbangan tersebut tercapai, kepentingan individu akan mendorong pencapaian kepentingan organisasi.
Adapun asumsi dasar organisasi yaitu:
1.      organisasi adalah koalisi yang terdiri dari berbagai individu dan kelompok dengan berbagai kepentingan, 
2.      dalam organisasi selalu ada potensi perbedaan menyangkut kepribadian, keyakinan, kepentingan, sikap, persepsi, dan minat dari para anggotanya,
3.      kekuasaan memainkan peranan penting dalam memperebutkan sumberdaya,
4.      tujuan organisasi, pengambilan keputusan dan proses manajemen lainnya,
5.      karena keterbatasan sumber daya dan setiap aktor berebut kepentingan, maka konflik adalah wajar (natural) dalam kehidupan organisasi.



B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian, teori, sumber,  jenis dan informasi dari kekuasaan?
2.      Apakah pengertian, etika dan jenis-jenis dari politik?
3.      Bagaimanakah hubungan antara kekuasaan dan politik dalam pengambilan keputusan dari sebuah organisasi?

C.     Tujuan Dan Manfaat Penulissan

-          Tujuan Penulisan untuk mengetahui dan memahami arti kekuasaan dan arti politik dalam organisasi.
-          Manfaat yang dapat diambil dari pembuatan tugas ini adalah memperkaya pemahaman tentang pengaruh kekuasaan dan politik dalam organisasi.





BAB II
PEMBAHASAN
1.      Kekuasaan

a.      Pengertian

Kekuasaan merupakan kapasitas seseorang, tim, atau organisasi untuk mempengaruhi pihak lain bukan merupakan tindakan mengubah pola, sikap dan perilaku orang lain melainkan hanya potensi untuk melakukan hal seperti itu. Sopiah ( 2008 ).
b.      Teori kekuasaan

Tori Strategic Contigency : event or activity of crucial importance to completing a project or accomplishing a goal. Dicetuskan oleh Hickson dan
Hinnings.
Model ini menyatakan bahwa kekuasaan bagian (subunit power) atas bagian lain ditentukan oleh kemampuan bagian tersebut untuk :
1. Menanggulangi ketidakpastian (coping w/uncertainty)
Kemampuan suatu bagian/subunit dari organisasi untuk menanggulangi
ketidakpastian organisasi
2. Keterpusatan (centrality)
Peran suatu bagian/subunit dari organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi
3. Ketergantikan (substitutability)
Kemampuan yang dimiliki suatu bagian/subunit dari organisasi apakah dapat digantikan atau tidak.
Contoh :

• Mencegah kerugian perusahaan dengan
pengembangan jenis produk.

• Menyediakan peramalan yg akurat u
ntuk masalah di masa mendatang.

• Menyerap masalah dari unit lain.

• Berada pada pusat arus pekerjaan dari
organisasi

• Berada pada posisi yang sangat penting
dalam organisasi

• Memiliki kemampuan atau keahlian yang
dibutuhkan

·         Memiliki satu satunya bakat yang mendukung penyelesaian pekerjaan.

c.       Sumber (model) Kekuasaan dalam Organisasi

Menurut Tosi, Rizzo, dan Carrol (1990), ada lima tipe kekuasaan, yaitu :
1. Legitimate Power
Legitimate power merupakan hasil kesepakatan antara anggota organisasi yang dimana orang dengan peran tertentu dapat menerima perilaku spesifik dri yang lain. Hak kesepakatan ini pada umumnya dating dari orang yang memiliki posisi seperti pemimpin punya hak untuk merekrut karyawan guna menunjukkan keahlian yang berbeda.
2. Reward Power
Kekuasaan untuk memberikan penghargaan turun dari kekuasaan perseorangan yang mengalokasikan penghargaan yang diberikan oleh orang lain dan guna menghindari sebuah sanksi yang negative yang diberikan bos, jika dia melakukan pelanggaran. Manager memiliki otoritas formal yang memberinya kekuasaan penuh dalam pendistribusian penghargaan organisasi seperti upah, kenaikan pangkat, waktu kerja, hak cuti dan jadwal penempatan.
3. Coercive Power
Kekuasaan memaksa merupakan kekuasaan untuk memberikan vonis. Manager memiliki kekuasaan untuk memaksa lewat otoritasnya memberi teguran, menurunkan dan menaikkan semangat karyawan.
Contoh: seorang manager  pemasaran menetapkan standar kerja berupa target penjualan tertentu, jika karyawan
mampu memenuhi target tersebut maka dia akan mendapatkan gaji plus bonus, tetapi jika target tidak tercapai, maka dia akan mendapat teguran lisan, tulisan bahkan sampai pemecatan.
4.    Expert Power
Kekuasaan keahlian merupakan kekuasaan murni yang datang dari dalam diri individu, yang merupakan kapasitas yang dimiliki individu atau unit kerja guna mempengaruhi orang lain dengan memaparkan pengetahuan atau keahlian yang yang mereka miliki.



5.      Referent Power

Kekuatan
kepatuhan menurut tipikalnya berhubungan dengan keberadaan
 kepamimpinan yang kharismatik.
Charisma didefinisikan sebagai sebuah bentuk ketertarikan interpersonal dengan jalan para pengikut mengembangkan sebuah respek  dan kepercayaan diri terhadap individu yang kharismatik tersebut. Seseorang, biasanya seorang pemimpin, baik pemimpin formal maupun informal.

d.      Jenis  kekuasaan
Stephen robbins ( 1996 ), menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi 2 yaitu:

1.      Kekuasaan  posisi (position power) : kekuasaan yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi tersebut.

2.      Kekuasaan pribadi (personal power) : berasal dari para pengikut dan berdasarkan pada seberapa besar para pengikut mengagumi respek dan merasa terikat pada pemimpin.

e.       Informasi Dan Kekuasaan
Informasi memegang peranan penting dalam kekuasaan di organisasi.
Informasi merupakan salah satu bentuk kekuasaan. Dapaun peran informasi dalam menunjang kekuasaan dapat mengambil bentuk seperti dijelaskan di bawah ini. (sopiah, 2008 ).
1.      Substitutability
Adalah bentuk Kekuasaan  menciptakan  alternatif
2.      Sentralisasi
Memiliki kekuatan lebih manakala kekuasaan lebih sentralisasi
3.      Visibility
Kekuasaan tidak mengalir tanpa diketahui anggota organisasi.



2.      Politik

a.       Pengertian
Dhal (1957) menyatakan politik adalah aktifitas untuk mendapatkan,
 mengembangkan, menggunakan kekuasaan dan sumber-sumber lannya untuk
memperoleh hasil yang diinginkan dalam situasi dimana adanya ketidakpastian
atau adanya ketidaksepakatan tentang suatu pilihan.

b.      Etika dalam politik keorganisasian

Sopiah (2008) dalam bukunya perilaku organisasional menerangkan bahwa unuk mengetahui Apakah suatu tindakan politik dalam organisasi itu baik atau buruk? Maka Untuk mengetahui suatu tindakan baik atau buruk maka kita dapat memanfaatkan tiga panduan moral berikut :

1.      Sifat Utilarian ( Berguna bagi semua kalangan)
2.      Menghormati hak-hak individu
3.      Menghargai persamaan hukum

c.       Jenis-jenis kegiatan politik dalam organisasi, (sopiah 2008 ),

1.      Menyerang atau menutup mata terhadap pihak lain
Kemungkinan bentuk hubungan yang paling langsung dan paling buruk dari kegiatan politik dari organisasi adalah menyerang dan menutup mata terhadap pihak lain.

2.      Selektif dalam mendistribusikan informasi
Informasi merupakan sebuah alat politik dan juga sumber kekuasaan. Individu atau kelompok dalam organisasi yang memiliki posisi strategis dapat mengatur distribusin informasi untuk membentuk berbagai persepsi, membatasi potensi prestasi kerja pihak lain dan untuk meningkatkan kekuasaannya.

3.      Mengendalikan saluran informasi
 Lewat kekuatan legitimasi individu atau kelompok dapat mengontrol interaksi diantara para karyawan. Seorang karyawan boleh jadi mengecilkan hati karyawan yang berada pada unit kerja lain melalui pembicaraan langsung satu sama lain, sebab karyawan itu mungkin akan membahayakan kekuasaan dan status dalam pekerjaannya.

4.      Membentuk koalisi
Koalisi merupakan sebuah kelompok informal yang dibentuk guna mempengaruhi orang-orang yang ada di luar kelompok dengan kekuatan para anggotanya. Hal ini terbentuk ketika dua atau lebih anggota organisasi sepakat atas suatu tujuan tertentu yang bilamana sendiri, maka ia kurang mampu mewujudkannya seperti mendapatkan dukungan system jaringan yang baru ini sebuah taktik politik karena merupakan pengumpulan kekuasaan dari beberapa individu atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

5.      Managing Impressions
Setiap individu atau kelompok dalam organisasi dapat menunjukkan siapa dia sesungguhnya atau image seperti apa yang ingin dia dapatkan dari lingkungannya, dengan mengungkapkannya lewat cara berbicara, bersikap dan bertindak. Contohnya; A yang memakai jas akan mendapat image yang berbeda dengan seseorang yang memakai kaos. Begitu juga dengan cara bertutur kata. Orang yang tutur katanya kasar dank eras akan dipersepsi lain dengan orang yang tutur katanya lembut dan halus.

3.      Hubungan Kekuasaan Dan Politik

Kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya. Bila seseorang, suatu organisasi, atau suatu partai politik bisa mengorganisasi sehingga berbagai badan negara yang relevan misalnya membuat aturan yang melarang atau mewajibkan suatu hal atau perkara, maka mereka mempunyai kekuasaan politik.


BAB III
P E N U T U P
A.    KESIMPULAN

Kekuasaan merupakan kapasitas seseorang, tim, atau organisasi untuk mempengaruhi pihak lain bukan merupakan tindakan mengubah pola, sikap dan perilaku orang lain melainkan hanya potensi untuk melakukan hal seperti itu. 
Sopiah ( 2008 ). Tori Strategic Contigency : event or activity of crucial importance to completing a project or accomplishinga goal. Dicetuskan oleh Hickson dan Hinnings.
Model ini menyatakan bahwa kekuasaan bagian (subunit power) atas bagian lain ditentukan oleh kemampuan. Menurut Tosi, Rizzo, dan Carrol (1990), ada lima tipe kekuasaan, yaitu: Legitimate Power, Reward Power, Coercive Power, Expert Power.
Menurut Stephen robins ada 2 Jenis  kekuasaan yaitu: Kekuasaan posisi
 (position power) dan Kekuasaan pribadi (personal power), informasi dan kekuasaan terbagi atas substitutability, sentralisasi, dan visibility.  
Dhal (1957) menyatakan politik adalah aktifitas untuk mendapatkan,
mengembangkan, menggunakan kekuasaan dan sumber-sumber lannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan dalam situasi dimana adanya ketidakpastian atau adanya ketidaksepakatan tentang suatu pilihan. Etika dalam politik keorganisasian yaitu : Sifat Utilarian ( Berguna bagi semua kalangan), Menghormati hak-hak individu, Menghargai persamaan hukum. Jenis-jenis kegiatan politik dalam organisasi yaitu : Menyerang atau menutup mata, terhadap pihak lain, Selektif dalam mendistribusikan informasi, Membentuk koalisi, Managing Impressions.
Sopiah ( 2008 ),
Kekuasaan politik dapat dirumuskan sebagai kemampuan menggunakan sumber-sumber pengaruh untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga keputusan itu menguntungkan dirinya, kelompoknya ataupun masyarakat pada umumnya.

B.     SARAN
Terlepas dari semua itu, kekuasaan berpolitik haruslah memperhatikan etika agar tidak terjadinya penyimpangan dalam keputusan keorganisasian.


D A F T A R  P U S T A K A

      Sopiah, 2008.Perilaku Organisasional. Andi, Yogyakarta
      Robbins, Stephen, 1996. Perilaku Organisasi Konsep Kontroversi Aplikasi, Ikrar Mandiri. Jakarta
      www.wikipedia.Com
      www.google.com